Asal muasal kota Gresik
Gresik sudah dkenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi pusat perdagangan tidak saja antar pulau, tetapi sudah meluas keberbagai Negara. Seba...
This Week
Tugu Peringatan Pertempuran Sidobunder 2 September 1947 Desa Sidobunder terletak 10 Km sebelah selatan kota Gombong. Desa ini kini mas...
Pamokshan Gajah Mada, di komplek pabrik Mexolie /Sarinabati Panjer – Kebumen Situs Pamokshan Gajah Mada /Eyang Sabda Palon dan Perta...
Situs Makam Ki Marga Ewuh, Panjer – Kebumen Marga Ewuh adalah sebutan akrab seorang Senopati Mataram di jaman Sultan Agung Hanyakrakus...
What is new?
2 comments
2 comments
Embung Cangkring di Kota Atlantis Embung (Telaga buatan/Waduk Mini) Cangkring merupakan salah satu alternatif wisata di Kabupaten Kebumen. Loka...
Fort Generaal Cochius (Benteng van der Wijck) di Gombong Keboemen (ca. 1930 KITLV) Benteng Van Der Wijck adalah bangunan benteng peninggalan ...
Aktifitas penjemuran kopra di pabrik Mexolie Panjer Kebumen, tampak seorang mandor sedang mengawasi para pekerja. Bagi sebagian orang, terlebih...
SELAMATKAN SITUS SARI NABATI, SELAMATKAN BUPATI, SELAMATKAN WAHYU PANCASILA Perumahan Pegawai Pabrik Mexolie, Panjer – Kebumen (1860 – tropen...
Bangunan utama Mexolie Sari Nabati, Panjer Kebumen Pabrik Sarinabati Kebumen didirikan pada tahun 1851 dengan nama awal NV. Oliefabrieken I...
Masa kehidupan sejarah Indonesia kuno ditandai oleh penga...
Gresik sudah dkenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi ...
Nama Balikpapan kurang jelas kapan berasal dan apa makna ...
Dari sejarah, diketahui merauke ditemukan pada tanggal 12...
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, y...
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan jug...
Kalau pada zaman Romawi orang melakukan perjalanan wisata...
Kediri pada dasarnya sangat dekat dengan sejarah raja-raja Jaw...
Embung Cangkring di Kota Atlantis Embung (Telaga buatan/Waduk Mini) Cangkring merupakan salah satu alternatif wisata di Kabupaten Kebumen. Loka...
Pangeran Diponegoro adalah pahlawan nasional,pejuang kemerde...
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, ...
Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy, ini lahi...
Gresik sudah dkenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi pusat perdagangan tidak saja antar pulau, tetapi sudah meluas keberbagai Negara. Seba...
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur ...
Pantai Watu Ulo di Jember, Jawa Timur, nah kalau anda pernah kesana coba amati di sekitar pantai ada banyak batu-batu yang berserakan di seputar pantai itu. Ehhh ternyata, batu-batu di pantai Watu Ulo itu memiliki kisahnya sendiri seperti banyak objek wisata pantai di Indonesia. Kali in bukan kisah percintaan atau yang sejenisnya melainkan kisah pertarungan antara manusia dengan seekor ular besar.
Nah, ingin tahu kisahnya ini dia ceritanya, konon pada zaman dulu disana hidup sepasang suami istri yang bernama Aki dan Nini Sambi. Lantaran keduanya memang pasangan lantas dikarunia oleh seorang putra bernama Joko Samudera. Layaknya keluarga yang butuh makan sehari-hari, mereka pun berbagi tugas, ayah ibu tugasnya mencari kayu bakar di bukit-bukit sekitar pantai. Sedangkan anaknya yang bernama Joko Samudera mencari ikan di laut.
Nah, pada suatu hari Aki dan Nini Sambi yang sedang mencari kayu bakar di hutan mendengar suara tangis bayi. Mereka pun mencari sumber suara tersebut dan menemukan seorang bayi lelaki yang sendirian . Tak tega melihatnya, Nini Sambi langsung jatuh hati dan merawatnya.
Pasangan itu pun kemudian memberi nama bayi tersebut dengan nama Marsudo. Waktu berlalu kedua bocah lelaki ini tumbuh dewasa. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mereka secara bergantian mencari ikan di laut. Kali ini gilirannya Marsudo untuk mencari ikan, nah disaat sedang asiknya memancing, eh dirinya kaget lantaran pancingnya bergoyang.
Segeralah dia mengangkat pancingannya itu dan betapa terkejutnya dia saat mata pancingnya diangkat,terrnyata yang dia pancing adalah ikan besar yang bisa bicara. Ikan yang bernama Raja Mina itu ingin Marsudo melepaskan dirinya dan sebagai ganti Marsudo akan dikabulkan setiap keinginannya.
Merasa kasihan Marsudo pun melepaskannya. Dengan penuh ucapan rasa terima kasih, Raja Mina langsung berenang dengan bebas. Namun apes bagi Marsudo, setibanya dirumah dia langsung dimarahi oleh kedua orang tuanya karena melepaskan ikan sangat besar.
Tak tega melihat saudaranya itu dimarahi seraya ingin menghilangkan kejengkelan sang ayah, Joko Samudera pun pergi memancing ikan di laut kuntuk menggantikan adiknya. Nah, bukannya mendapati ikan dalam pancingannya, eh dia malah memancing seekor ular besar. Ular ini mengamuk karena kait pancing Joko Samudera melukai tubuhnya.
Dalam duel sengit keduanya tak mau menyerah, melihat sang kakakberjibaku mati-matian melawan ular raksasa. Marsudo berinsiatif memanggil Raja Mina ikan yang dia selamatkan. Dia meminta janji Raja Mina untuk memenangkan kakaknya melawan sang ular raksasa. Mendengar permintaan Marsudo, Raja Mina pun memberinya sebatang cemeti. Ikan yang bisa berbicara itu berpesan kepada untuyk memukul dua kali, maka tubuhnya akan terbelah jadi tiga. Pisahkan ketiga bagian tubuhnya ke tiga tempat, hingga dia tidak bisa bersatu. Kalau bersatu dia akan hidup kembali. Dan ular itu pun bisa ditaklukkannya.
Begitulah legenda yang membuat pantai tersebut bernama Watu Ulo. Di pinggir pantai, memang ada gugusan batu yang jika dilihat-lihat mirip dengan anatomi tubuh seekor ular. Panjang dan berlekuk-lekuk serta model batuannya seperti sisik
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Copyright © 2013 berita sosial budaya kebumen. Allrights Reserved - Designed by Uong Jowo Share ByKetemplate.com
Tidak ada komentar: