Jaringan setelah tahun 1875 hingga tahun 1888
Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876, berupa jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang pada tahun 1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang – Gudang. Pada tahun 1880 dibangun lintas Batavia (Jakarta) – Buitenzorg (Bogor) sepanjang 59 km, kemudian dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug – Sukabumi – Cibeber – Cianjur – Bandung. Pada tahun 1877 dibangun lintas Kediri – Blitar, dan digabungkan dengan lintas Surabaya – Cilacap lewat Kertosono – Madiun – Solo, dan juga lintas Jogya – Magelang.Hingga tahun 1888 jaringan rel terbangun adalah:
- Batavia – Buittenzorg – Sukabumi – Bandung – Cicalengka
- Batavia – Tanjung Priok dan Batavia – Bekasi
- Cilacap – Kutoarjo – Yogya – Solo – Madiun – Sidoarjo – Surabaya
- Kertosono – Kediri – Blitar
- Sidoarjo – Malang dan Bangil – Pasuruan – Probolinggo
- Solo – Purwodadi – Semarang dan Semarang – Rembang
- Tegal – Balapulang
Sejak awal abad ke-19 koloni Hindia Belanda didekati oleh Belanda sebagai koloni untuk exploitation, untuk dikembangkan secara ekonomi untuk kepentingan negara. Menjelajahi dan kemudian mengembangkan pulau-pulau Indonesia berasal dari dorongan untuk mengeksploitasi kekayaan negara dalam hal sumber daya alam dan barang-barang budaya. Pada awal abad 20 kebijakan etis yang menguntungkan tersebut dilaksanakan. Ini ditujukan untuk pembangunan negara kolonial modern, yang menguntungkan penduduk lokal dibidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan infrastruktur. Sebelum 1870, semua pertukaran komersial skala besar antara koloni dan ibu negara dieksekusi di bawah pengawasan pemerintah. Setelah itu, koloni dibuka untuk pengusaha swasta. (saat inilah terjadi perubahan dari NV. Oliefabrieken Insulinde menjadi Mexolie)Salah satu perusahaan tersebut adalah minyak kelapa pabrik NV Oliefabriek Insulinde, memproduksi minyak nabati untuk konsumsi manusia. ‘Orang dengan KETTLES’ mengacu pada pembangunan ekonomi yang menandai hubungan antara penjajah dan terjajah. Foto itu dapat dibaca sebagai metafora: seorang pekerja lokal dengan dua mesin Asing yang besar yang terus mengisi bahan bakar di Pabrik Minyak Insulinde Kebumen, Jawa. Iconic serta beberapa aspek dalam foto ini menunjukkan keterkaitan antara Eropa dan Indonesia.
Peristiwa sejarah yang terjadi di Sari Nabati menjelang dan sesudah kemerdekaan:
- Pada jaman Jepang, Sari Nabati menjadi markas Kempetai
- Pada masa kemerdekaan hingga peristiwa Agresi Militer Belanda II, Sari Nabati menjadi markas Batalyon III/64 Resimen Moekahar/ Resimen XX/Kedu Selatan.
- Pada tanggal 19 Desember 1948, terjadi aksi bumi hangus Sari Nabati dipimpin oleh Soewarno dari barisan Pemuda Minyak, guna menghalangi laju Belanda menuju Yogyakarta, akan tetapi aksi ini gagal dikarenakan kekuatan Belanda yang sangat besar dari Gombong dan menyebabkan tertangkapnya 2 anggota TNI Korps AL Cilacap pimpinan Kol. Wagiman dan 2 Barisan Pemuda Minyak, selanjutnya ke-4 orang tersebut ditembak mati di lapangan tenis Sari Nabati.
- Peristiwa pemberontakan AOI Somalangu pada tanggal 14 Mei 1950 pukul 05.30WIB, meletus di areal Sari Nabati yang saat itu telah menjadi Markas TNI Kompi I pimpinan Soedarsono Bismo. Pemberontakan tersebut tidak berhasil membobol pertahanan TNI di Sari Nabati.
Oleh: Ravie Ananda
nice info ijin share yah kak
BalasHapusalat berat excavator